MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (INQUIRY)
Disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran
Dosen
Pengampu : Aries Tika Damayani, S.Pd.,M.Pd
Disusun
oleh :
Kelompok
7
1. Dewi
Prayekti 13120402
2. Wahyu
Mutia 13120383
3. Ninditya
Enggawati H 13120398
4. M.
Indra Kurniawan 13120401
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI
SEMARANG
2015
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah Model pembelajaran berbasis masalah (inquiry) ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Dann juga kami berterima kasih pada
ibu Ariestika Damayanti selaku dosen mata kuliah Inovasi Pembelajaran yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.
Apabila terdapat kesalahan kata-kata yang .kurang
berkenan kami mohon maaf dan kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.
Semarang, 14 April
2015
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar
…………………………………………………….………………….. i
Daftar isi
……………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
…………………………………………………………….. 1
A.
Latar Belakang
……………………………………………………………..…. 1
B.
Rumusan masalah ………………………………………………………..……
1
C.
Tujuan
……………………………………………………………………….... 2
BAB II PEMBAHASAN
…………………………………………………………..…. 3
A. Pengertian model
pembelajaran inquiry ……………………………………… 3
B. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran inquiry
……………………..... 3
C. Teori belajar yang mendasari model pembelajaran inquiry
……………...……. 4
D. Unsur karakteristik model pemelajaran
inquiry…………………………...….... 6
E.
Peran guru dalam
pembelajaran berbasis masalah (inquiry) ……………...…... 7
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………. 9
A.
Kesimpulan …………………………………………………………………….
9
B.
Saran
…………………………………………………………………………... 9
Daftar pustaka …………………………………………………………………..…….. 10
Lampiran foto ...............................................................................................................
11
Lampiran
RPP.................................................................................................................
15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Belajar adalah proses perubahan tingkah
laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Mengajar adalah proses membelajarkan siswa dengan menstransfer
ilmu-ilmu pengetahuan. Kegatan Belajar Mengajar merupakan kondisi yang
diciptakan guru guna membelajarkan anak. Guru sebagai orang yang mengajar dan
murid sebagai orang yang belajar. Keterpaduan keduannya lahirlah interaksi
edukatif dengan memanfaatkan keduanya. Perilaku
mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan
pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama,
sikap, dan ketreampilan,
Hasil penelitian para ahli Amerika pada
tahun 1950-an tentang kegiatan guru dan siswa dalam kaitanya dengan bahan
pelajaran adalah model pembelajaran. Model pembelajaran (strategi ) menurut
Kemp (1995) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pemelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Menurut Dick and Carey (1985) strategi pembelajaran adalah suatu perangkat
materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk
menimbulkan hasil belajar pada peserta didik.
Menurut kami model pembelajaran sangat penting
diterapkan pada setiap pembelajaran guna membantu tercapainya tujuan
pembelajaran. Namun dalam memilih suatu model harus disesuaikan dengan
perkembangan peserta didik dan juga materi apa yang hendak disampaikan. Disini
penulis akan memaparkan tentang model pembelajaran berbasis masalah (inquiri)
dan teori belajar yang sesuai yang mendasari model pembelajaran tersebut.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dari latar belakang diatas maka
memiliki rumusan masalah sebagai berikut
:
1. Apa
yang dimaksud dengan model pembelajaran inquiry?
2. Apa
kelemahan dan kelibihan model pembelajaran inquiry?
3. Teori
belajar apa yang mendasari model pembelajaran inquiry?
4. Bagaimana
unsure karakteristik model pemelajaran inquiry?
5. Apa
peran peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah (inquiry)
C.
TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas maka
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui pengertian model pembelajaran inquiry
2. Untuk
mengetahui kelemahan dan kelibihan model pembelajaran inquiry
3. Untuk
mengetahui apa saja Teori belajar mendasari model pembelajaran inquiry
4. Untuk
mengetahui unsur karakteristik model pemelajaran inquiry
5. Untuk
mengetahui peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah (inquiry)
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Model Pembelajaran Inquiry
Menurut
Ibrahim dan Nur ( 2000:2) Pembelajaran Berbasis masalah merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berfikir tingkat tinggi siswa
dalam situasi yang berorientasi pada masalah nyata.
Menurut
Moffit (Depdiknas, 2002:12) Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan ketreampilan
memecahkan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi
dari materi pembelajaran.
Menurut
Tan ( 2000) Pembelajaran Berbasis Masalah (inquiri ) merupakan penggunaan
berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap
tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan
kompleksitasnya ada. Menurut Tan (2003) inovasi dalam pembelajaran karena dalam
PBM kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja
kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan mengasah
menguji, dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan.
B. Kelebihan
dan Kelemahan model pembelajaran inquiry
Kelebihan :
- Pembelajaran menjadi lebih hidup serta dapat menjadikan siswa aktif.
- Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa.
- Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
- Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
- Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.
- Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional, yaitu guru yang menguasai kelas.
- Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
- Dapat melatih siswa untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.
- Dalam diskusi inkuiri, guru dapat mengetahui kedalaman pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai konsep yang sedang dibahas
Kelemahan
:
- Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi, bila siswa kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang efektif.
- Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru apa adanya.
- Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.
- Karena dilakukan secara kelompok maka kemungkinan ada anggota yang kurang aktif.
- Pembelajaran inkuiri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda, misalkan SD.
- Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang lebih baik.
- Untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak, akan sangat merepotkan guru.
- Membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya kurang efektif jika pembelajaran ini diterapkan pada situasi kelas yang kurang mendukung.
- Pembelajaran akan kurang efektif jika guru tidak menguasai kelas
C. Teori
Belajar yang Mendasari Model
Pembelajaran Inquiry
a. Teori
belajar Konstruktivistik dari Peaget
yaitu
teori yang menganggap bahwa belajar adalah proses untuk membangun pengalaman
nyata dari lapangan suatu masalah.
b. Teori
belajar Bermakna dari David Ausubel
Ausubel
(Suparno, 1997) membedakan belajar bermakna ( meaningfull learning) dengan belajar menghafal (rote learning) . Belajar bermakna
merupakan proses belajar dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur
pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang belajar. Belajar menghafal diperlukan bila seseorang
memperoleh informasi baru dalam pengetahuan yang sama sekali tidak berhungungan
dengan yang telah diketahuinya. Kaitan dengan PBM dalam hal mengaitkan
informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.
c. Teori
Belajar Vigotsky
Perkembangan
intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru
menantang serta ketika mereka berusaha memecahkan masalah yang dimunculkan .
dalam upaya mendapatkan pemahaman, individu berusaha mengaitkan pengetahuan
dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya kemudian membangun pengertian
baru . Ibrahim dan Nur (2000:19) Vigotsky menyakini bahwa interaksi sosial
dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan
intelektual siswa. Kaitan dengan PBM dalam hal mengaitkan informasi baru dengan
struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa melalui kegiatan belajar dalam
interaksi sosial dengan teman lain.
d. Teori
Belajar Jerome S. Bruner
Metode
penemuan merupakan metode dimana siswa menemukan kembali, bukan menemukan yang
sama sekali benar-benar baru. Belajar penemuan sesuai dengan pencarian
pengetahuan secara aktif oleh manusia
dengan sendirinya memberikan hasil yang lebih baik, berusaha sendiri mencari
pemecahan masalah serta didukung oleh pengetahuan yang menyertainya serta
menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna ( Dahar, 1989:103)
Bruner
juga menggunakan konsep scaffolding dan
interaksi di kelas maupun di luar kelas. Scaffolding
adalah suatu proses untuk membantu siswa menuntaskan masalah tertentu
melampaui kapasitas perkembangannya melalui bantuan guru, teman, orang lain
yang memiliki kemampuan lebih.
D. Unsur
Karakteristik Model Pembelajaran Inquiry
1. Sintakmatik
Langkah-langkah
model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :
Fase
|
Indikator
|
Tingkah
laku guru
|
1
|
Menghadapkan masalah
|
·
Menjelaskan prosedur
penelitian
·
Menyajikan situasi
yang saling bertentangan atau berbeda
|
2
|
Mencari dan mengkaji data
|
·
Memeriksa hakekat objek dan
kondisi yang dihadapi
·
Memeriksa tampilnya
masalah
|
3
|
Mengkaji data dan eksperimentasi
|
·
Mengisolasi variabel
yang sesuai
·
Merumuskan hipotesis
dan sebab akibat
|
4
|
Mengorganisasikan, merumuskan dan
menjelaskan
|
Dilakukan dengan cara merumuskan cara-cara atau
aturan untuk menjelaskan apa yang dilakukan sebelumnya.
|
5
|
Menganalisis proses penelitian
|
Dilakukan dengan cara menganalisis
strategi penelitian untuk menapatkan prosedur yang lebih efektif .
|
2. Sistem
sosial
Model
ini dapat diorganisasikan secara lebih terstruktur diman guru mengendalikan
seluruh proses interaksi dan menjelaskan prosedur penelitian yang harus
ditempuh. Akan tetapi harus tetap diperhatikan bahwa prinsip dan norma yang
terkandung dalam model pembelajaran ini adalah kerjasama, kebebasan
intelektual, dan kesamaan derajad jadi siswa dalam pembelajaran dikelompokkan. Karena
interaksi antar teman juga dapat mendorong siswa dapat menemukan pengalaman
baru dan mengaitkan dengan pengalaman lama.
3. Prinsip
reaksi
a. Pertanyaan
yang diajukan harus diungkapkan dengan jelas
b. Mintalah
siswa untuk bertanya apa yang kurang jelas
c. Jika
tidak ada butir persoalan yang sahih tunjukan kepada para siswa secara jelas
d. Gunakan
bahasa yang baik untuk melakukan proses penelitian
e. Cobalah
berikan suasana kebebasan intelektual dengan cara tidak menilai teori yang
diajukan oleh siswa
f. Berikan
dorongan kepada siswa untuk melakukan interaksi dengan kelompok
4. Sistem
pendukung
Sistem
pendukung meliputi sarana yang diperlukan yakni materi yang dapat
dikonfrontasikan guru yang mampu mengerti proses intelektual dan strategi
penelitian dan sumber belajar yang mampu memberikan masalah- masalah yang
menantang bagi siswa untuk melakukan penelitian. Misalnya
bahan ajar, RPP, silabus, media pebelajaran dll
5. Dampak
instruksional dan dampak pengiring
a.
Keterampilan proses
keilmuan
b.
Strategi penelitian
kreatif
c.
Semangat kreatif
d.
Kemandirian atau
otonomi dalam belajar
e.
Toleransi dalam
ketidaktahuan
E. Peran
Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (Inquiry)
1)
Menyiapkan perangkat berfikir siswa
Beberapa
hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa dalam PBM adalah:
a) Membantu
siswa mengubah cara berfikir
b) Menjelaskan
apakah PBM itu? Pola apa yang akan dialami oleh siswa?
c) Memberi
siswa ikhtisar siklus PBM, struktur, dan batasan waktu,
d) Mengkomunikasikan
tujuan, hasil, dan harapan,
e) Menyiapkan
siswa untuk pembauran dan kesulitan yang akan menghadang
f) Membantu
siswa yang memiliki masalah
2)
Menekankan belajar
kooperatif
PBM menyediakan cara untuk inquiry yang
bersifat kolaboratif dan belaja. Bray dkk (2000) menggambarkan inquiry
kolaboratif sebagai proses dimana orang melakukan refleksi dan kegiatan secara
berulang-ulang , mereka bekerja dalam tim dan berkolaborasi itu penting untuk
mengembangkan proses kognitif yang berguna untuk meneliti lingkungan memahami
permasalahan mengambil, dan menganalisis data penting, dan mengelaborasinya.
3)
Memfasilitasi
pembelajaran kelompok kecil dalam pembelajaran berbasis masalah
Belajar
dalam kelompok kecil lebih mudah dilakukan apabila anggota berkisar antara 1-10
siswa atau bahkan lebih sedikit dengan satu orang guru. Guru dapat menggunakan
berbagai teknik belajar kooperatif untuk menggabungkan kelompok-kelompok
tersebut dalam langkah-langkah yang beragam dalam siklus PBM untuk menyatukan
ide, berbagai hasil belajar, dan penyajian ide.
4)
Melaksanakan
pembelajaran berbasis masalah
Guru
mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan pelibatan siswa dalam
masalah. Guru juga memainkan peran aktif dalam memfasilitasi inquiry
kolaboratif dan proses belajar siswa.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pendekatan
PBM berkaitan dengan penggunaan kecerdasan dari dalam diri individu yang berada
dalam sebuah kelompok / lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna,
relevan, dan kontekstual.
Penerapan
PBM dalam belajar menuntut kesiapan baik dari pihak guru yang harus berperan
sebagai seorang fasilisator sekaligus sebagai pembimbing. Guru dituntut dapat
memahami secara utuh dari setiap bagian dan konsep PBM dan menjadi penengah
yang mampu merangsang kemampuan berfikir siswa. Dan siswa juga harus siap untuk
terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Siswa menyiapkan diri untuk
mengoptimalkan kemampuan berfikir melalui inquiry kolaboratif dan kooperatif
dalam setiap tahapan proses PBM.
B.
SARAN
Sebagai guru hendaknya
dapat memberikan suasana kelas yang mendukung guna membantu siswa dengan
belajar dengan cara memilih dan dapat
menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, materi apa yang akan disampaikan,
bagaimanakah karakteristik peserta didik, dan juga pertimbangan lainya yang
bersifat non teknis.
Daftar
pustaka
Rusman. 2013.Model-model pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo persada
Soekamto, Toeti dkk. 1996. Teori belajar dan model-model
pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar