Rabu, 09 Desember 2015

MAKALAH : MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (INQUIRY)



MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (INQUIRY)
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Aries Tika Damayani, S.Pd.,M.Pd




                                                   Disusun oleh :
Kelompok 7
1.     Dewi Prayekti                 13120402
2.     Wahyu Mutia                  13120383
3.     Ninditya Enggawati H    13120398
4.     M. Indra Kurniawan       13120401


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2015



Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Model pembelajaran berbasis masalah (inquiry) ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Dann juga kami berterima kasih pada ibu Ariestika Damayanti selaku dosen mata kuliah Inovasi Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Apabila terdapat kesalahan kata-kata yang .kurang berkenan kami mohon maaf dan kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.



Semarang, 14  April 2015


Tim Penyusun







DAFTAR ISI
Kata pengantar …………………………………………………….………………….. i
Daftar isi ……………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….. 1
A.    Latar Belakang ……………………………………………………………..…. 1
B.     Rumusan masalah ………………………………………………………..…… 1
C.     Tujuan ……………………………………………………………………….... 2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………..…. 3
A.    Pengertian  model pembelajaran inquiry ……………………………………… 3
B.     Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran inquiry ……………………..... 3
C.     Teori belajar yang mendasari model pembelajaran inquiry ……………...……. 4
D.    Unsur karakteristik model pemelajaran inquiry…………………………...….... 6
E.     Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah (inquiry) ……………...…... 7
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………. 9
A.    Kesimpulan ……………………………………………………………………. 9
B.     Saran …………………………………………………………………………... 9
Daftar pustaka …………………………………………………………………..…….. 10
Lampiran foto  ............................................................................................................... 11
Lampiran RPP................................................................................................................. 15







BAB I
PENDAHULUAN
A.       LATAR BELAKANG

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Mengajar adalah proses membelajarkan siswa dengan menstransfer ilmu-ilmu pengetahuan. Kegatan Belajar Mengajar merupakan kondisi yang diciptakan guru guna membelajarkan anak. Guru sebagai orang yang mengajar dan murid sebagai orang yang belajar. Keterpaduan keduannya lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan keduanya.  Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap, dan ketreampilan,
Hasil penelitian para ahli Amerika pada tahun 1950-an tentang kegiatan guru dan siswa dalam kaitanya dengan bahan pelajaran adalah model pembelajaran. Model pembelajaran (strategi ) menurut Kemp (1995) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pemelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Menurut Dick and Carey (1985) strategi pembelajaran adalah suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik.  
 Menurut kami model pembelajaran sangat penting diterapkan pada setiap pembelajaran guna membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Namun dalam memilih suatu model harus disesuaikan dengan perkembangan peserta didik dan juga materi apa yang hendak disampaikan. Disini penulis akan memaparkan tentang model pembelajaran berbasis masalah (inquiri) dan teori belajar yang sesuai yang mendasari model pembelajaran tersebut.

B.        RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka memiliki rumusan masalah  sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran inquiry?
2.      Apa kelemahan dan kelibihan model pembelajaran inquiry?
3.      Teori belajar apa yang mendasari model pembelajaran inquiry?
4.      Bagaimana unsure karakteristik model pemelajaran inquiry?
5.      Apa peran peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah (inquiry)


C.       TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas maka memiliki tujuan sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran inquiry
2.      Untuk mengetahui kelemahan dan kelibihan model pembelajaran inquiry
3.      Untuk mengetahui apa saja Teori belajar mendasari model pembelajaran inquiry
4.      Untuk mengetahui unsur karakteristik model pemelajaran inquiry
5.      Untuk mengetahui peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah (inquiry)





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Model Pembelajaran Inquiry
                 Menurut Ibrahim dan Nur ( 2000:2) Pembelajaran Berbasis masalah merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berfikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah nyata.
                 Menurut Moffit (Depdiknas, 2002:12) Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan ketreampilan memecahkan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pembelajaran.
                 Menurut Tan ( 2000) Pembelajaran Berbasis Masalah (inquiri ) merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitasnya ada. Menurut Tan (2003) inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan mengasah menguji, dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan.
 
B.     Kelebihan dan Kelemahan model pembelajaran  inquiry
Kelebihan :
  1. Pembelajaran menjadi lebih hidup serta dapat menjadikan siswa aktif.
  2. Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa.
  3. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
  4.  Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
  5. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.
  6. Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional, yaitu guru yang menguasai kelas.
  7. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
  8. Dapat melatih siswa untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.
  9. Dalam diskusi inkuiri, guru dapat mengetahui kedalaman pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai konsep yang sedang dibahas
Kelemahan :
  1.  Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi, bila siswa kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang efektif.
  2. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru apa adanya.
  3. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.
  4. Karena dilakukan secara kelompok maka kemungkinan ada anggota yang kurang aktif.
  5.  Pembelajaran inkuiri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda, misalkan SD.
  6. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang lebih baik.
  7. Untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak, akan sangat merepotkan guru.
  8. Membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya kurang efektif jika pembelajaran ini diterapkan pada situasi kelas yang kurang mendukung.
  9. Pembelajaran akan kurang efektif  jika guru tidak menguasai kelas
C.     Teori Belajar yang Mendasari Model Pembelajaran Inquiry
a.       Teori belajar Konstruktivistik dari Peaget
yaitu teori yang menganggap bahwa belajar adalah proses untuk membangun pengalaman nyata dari lapangan suatu masalah.
b.      Teori belajar Bermakna dari David Ausubel
Ausubel (Suparno, 1997) membedakan belajar bermakna ( meaningfull learning) dengan belajar menghafal (rote learning) . Belajar bermakna merupakan proses belajar dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang belajar. Belajar  menghafal diperlukan bila seseorang memperoleh informasi baru dalam pengetahuan yang sama sekali tidak berhungungan dengan yang telah diketahuinya. Kaitan dengan PBM dalam hal mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.
c.       Teori Belajar Vigotsky
Perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru menantang serta ketika mereka berusaha memecahkan masalah yang dimunculkan . dalam upaya mendapatkan pemahaman, individu berusaha mengaitkan pengetahuan dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya kemudian membangun pengertian baru . Ibrahim dan Nur (2000:19) Vigotsky menyakini bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Kaitan dengan PBM dalam hal mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa melalui kegiatan belajar dalam interaksi sosial dengan teman lain.
d.      Teori Belajar Jerome S. Bruner
Metode penemuan merupakan metode dimana siswa menemukan kembali, bukan menemukan yang sama sekali benar-benar baru. Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif  oleh manusia dengan sendirinya memberikan hasil yang lebih baik, berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta didukung oleh pengetahuan yang menyertainya serta menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna ( Dahar, 1989:103)
Bruner juga menggunakan konsep scaffolding dan interaksi di kelas maupun di luar kelas. Scaffolding adalah suatu proses untuk membantu siswa menuntaskan masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya melalui bantuan guru, teman, orang lain yang memiliki kemampuan lebih.

D.    Unsur Karakteristik Model Pembelajaran Inquiry
1.      Sintakmatik
Langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :
Fase
Indikator
Tingkah laku guru
1
Menghadapkan masalah
·        Menjelaskan prosedur penelitian
·        Menyajikan situasi yang saling bertentangan atau berbeda
2
Mencari dan mengkaji data  
·        Memeriksa hakekat objek dan kondisi yang dihadapi
·        Memeriksa tampilnya masalah
3
Mengkaji data dan eksperimentasi
·        Mengisolasi variabel yang sesuai
·        Merumuskan hipotesis dan sebab akibat
4
Mengorganisasikan, merumuskan dan menjelaskan  
Dilakukan dengan cara merumuskan cara-cara atau aturan untuk menjelaskan apa yang dilakukan sebelumnya.
5
Menganalisis proses penelitian
Dilakukan dengan cara menganalisis strategi penelitian untuk menapatkan prosedur yang lebih efektif .

2.      Sistem sosial
Model ini dapat diorganisasikan secara lebih terstruktur diman guru mengendalikan seluruh proses interaksi dan menjelaskan prosedur penelitian yang harus ditempuh. Akan tetapi harus tetap diperhatikan bahwa prinsip dan norma yang terkandung dalam model pembelajaran ini adalah kerjasama, kebebasan intelektual, dan kesamaan derajad jadi siswa dalam pembelajaran dikelompokkan. Karena interaksi antar teman juga dapat mendorong siswa dapat menemukan pengalaman baru dan mengaitkan dengan pengalaman lama.
3.      Prinsip reaksi
a.       Pertanyaan yang diajukan harus diungkapkan dengan jelas
b.      Mintalah siswa untuk bertanya apa yang kurang jelas
c.       Jika tidak ada butir persoalan yang sahih tunjukan kepada para siswa secara jelas
d.      Gunakan bahasa yang baik untuk melakukan proses penelitian
e.       Cobalah berikan suasana kebebasan intelektual dengan cara tidak menilai teori yang diajukan oleh siswa
f.       Berikan dorongan kepada siswa untuk melakukan interaksi dengan kelompok
4.      Sistem pendukung
Sistem pendukung meliputi sarana yang diperlukan yakni materi yang dapat dikonfrontasikan guru yang mampu mengerti proses intelektual dan strategi penelitian dan sumber belajar yang mampu memberikan masalah- masalah yang menantang bagi siswa untuk melakukan penelitian.  Misalnya bahan ajar, RPP, silabus, media pebelajaran dll
5.      Dampak instruksional dan dampak pengiring
a.          Keterampilan proses keilmuan
b.         Strategi penelitian kreatif
c.          Semangat kreatif
d.         Kemandirian atau otonomi dalam belajar
e.          Toleransi dalam ketidaktahuan
E.     Peran Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (Inquiry)
1)                Menyiapkan perangkat berfikir siswa
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa dalam PBM adalah:
a)   Membantu siswa mengubah cara berfikir
b)   Menjelaskan apakah PBM itu? Pola apa yang akan dialami oleh siswa?
c)   Memberi siswa ikhtisar siklus PBM, struktur, dan batasan waktu,
d)  Mengkomunikasikan tujuan, hasil, dan harapan,
e)   Menyiapkan siswa untuk pembauran dan kesulitan yang akan menghadang
f)    Membantu siswa yang memiliki masalah
2)               Menekankan belajar kooperatif
                       PBM menyediakan cara untuk inquiry yang bersifat kolaboratif dan belaja. Bray dkk (2000) menggambarkan inquiry kolaboratif sebagai proses dimana orang melakukan refleksi dan kegiatan secara berulang-ulang , mereka bekerja dalam tim dan berkolaborasi itu penting untuk mengembangkan proses kognitif yang berguna untuk meneliti lingkungan memahami permasalahan mengambil, dan menganalisis data penting, dan mengelaborasinya.
3)               Memfasilitasi pembelajaran kelompok kecil dalam pembelajaran berbasis masalah
Belajar dalam kelompok kecil lebih mudah dilakukan apabila anggota berkisar antara 1-10 siswa atau bahkan lebih sedikit dengan satu orang guru. Guru dapat menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk menggabungkan kelompok-kelompok tersebut dalam langkah-langkah yang beragam dalam siklus PBM untuk menyatukan ide, berbagai hasil belajar, dan penyajian ide.
4)               Melaksanakan pembelajaran berbasis masalah
Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan pelibatan siswa dalam masalah. Guru juga memainkan peran aktif dalam memfasilitasi inquiry kolaboratif dan proses belajar siswa.







BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Pendekatan PBM berkaitan dengan penggunaan kecerdasan dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok / lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan kontekstual.
Penerapan PBM dalam belajar menuntut kesiapan baik dari pihak guru yang harus berperan sebagai seorang fasilisator sekaligus sebagai pembimbing. Guru dituntut dapat memahami secara utuh dari setiap bagian dan konsep PBM dan menjadi penengah yang mampu merangsang kemampuan berfikir siswa. Dan siswa juga harus siap untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Siswa menyiapkan diri untuk mengoptimalkan kemampuan berfikir melalui inquiry kolaboratif dan kooperatif dalam setiap tahapan proses PBM.

B.     SARAN
Sebagai guru hendaknya dapat memberikan suasana kelas yang mendukung guna membantu siswa dengan belajar dengan cara memilih dan dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, materi apa yang akan disampaikan, bagaimanakah karakteristik peserta didik, dan juga pertimbangan lainya yang bersifat non teknis.


Daftar pustaka
Rusman. 2013.Model-model pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo persada
Soekamto, Toeti dkk. 1996. Teori belajar dan model-model pembelajaran.








                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar